Perbedaan Antara Maag dengan GERD dan Bagaimana Mengatasinya

 

Saat perut terasa melilit, mual, atau perih, banyak dari kita langsung menganggapnya sebagai "maag." Namun, belakangan ini, ada istilah lain yang kerap terdengar di kalangan medis maupun masyarakat, yaitu GERD. Meskipun gejala kedua kondisi ini mirip, maag dan GERD merupakan dua kondisi yang berbeda. Nah, untuk lebih jelasnya, mari kita pahami lebih dalam tentang kedua penyakit ini serta bagaimana cara mengatasi maag maupun GERD.

Apa Itu Maag?

Maag adalah istilah umum yang sering digunakan untuk merujuk pada masalah lambung, khususnya peradangan pada lapisan lambung yang dikenal dengan sebutan gastritis. Gejala yang paling umum dari maag adalah nyeri atau sensasi terbakar di bagian perut atas. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini, namun penyebab utama maag biasanya berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat dan kebiasaan makan yang buruk.

Ketika seseorang mengalami maag, salah satu penyebab yang paling umum adalah produksi asam lambung yang berlebihan. Asam lambung ini, yang seharusnya berfungsi untuk mencerna makanan, justru mulai menyerang lapisan pelindung lambung itu sendiri. Akibatnya, timbul peradangan yang bisa menyebabkan nyeri hingga rasa mual. Salah satu penyebab lainnya adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori, yang dapat merusak lapisan pelindung lambung, sehingga menyebabkan iritasi.

Tidak hanya itu, maag juga dapat dipicu oleh stres yang berlebihan, konsumsi alkohol, rokok, serta penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin atau obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID). Pola makan yang tidak teratur, seperti melewatkan sarapan atau makan terlalu banyak sekaligus, juga dapat memicu serangan maag.

Apa Itu GERD?

GERD, atau Gastroesophageal Reflux Disease, adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Dalam kondisi normal, makanan yang kita konsumsi masuk ke lambung melalui kerongkongan dan pintu kerongkongan bagian bawah akan menutup setelah makanan melewati. Namun, pada penderita GERD, katup antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi dengan baik sehingga asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan.

Naiknya asam lambung ini menyebabkan gejala yang sangat mengganggu, seperti sensasi terbakar di dada (heartburn), nyeri dada, rasa asam atau pahit di mulut, dan kesulitan menelan. Jika kondisi ini berlangsung lama dan tidak ditangani, GERD bisa menyebabkan kerusakan pada kerongkongan karena paparan asam lambung yang terus-menerus.

Sama seperti maag, GERD juga sering dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat. Kebiasaan makan yang buruk, seperti makan terlalu banyak atau langsung berbaring setelah makan, dapat memicu refluks asam lambung. Obesitas, kehamilan, serta merokok juga menjadi faktor risiko yang signifikan. GERD lebih dari sekadar gejala heartburn sesekali—jika dibiarkan, penyakit ini dapat menjadi kronis dan memerlukan perawatan yang serius.

Perbedaan Antara Maag dan GERD

Meskipun keduanya melibatkan asam lambung dan memberikan gejala yang mirip, perbedaan mendasar antara maag dan GERD terletak pada bagian tubuh yang terlibat serta penyebab utamanya. Maag lebih berkaitan dengan peradangan di dalam lambung, sementara GERD melibatkan masalah pada kerongkongan akibat asam lambung yang naik.

Maag sering kali ditandai dengan rasa sakit atau perih di bagian perut atas, sementara GERD lebih sering memunculkan gejala di dada atau kerongkongan, seperti sensasi terbakar atau rasa pahit di mulut. Selain itu, maag lebih sering dipicu oleh kebiasaan makan yang buruk dan konsumsi obat-obatan tertentu, sedangkan GERD lebih sering terjadi karena kelainan pada katup di kerongkongan yang tidak menutup dengan sempurna.

Pada maag, keluhan biasanya mereda setelah penderita mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat menetralkan asam lambung, seperti susu. Sebaliknya, pada GERD, gejala justru bisa bertambah parah setelah makan, terutama jika penderita langsung berbaring.

Cara Mencegah Maag dan GERD

Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari maag dan GERD. Gaya hidup sehat menjadi kunci utama dalam mencegah kedua penyakit ini.

Untuk mencegah maag, sangat penting untuk menjaga pola makan yang teratur. Hindari melewatkan waktu makan, terutama sarapan, karena lambung yang kosong terlalu lama dapat memicu produksi asam lambung berlebih. Selain itu, hindari makanan yang terlalu pedas, asam, atau berminyak, karena jenis makanan ini dapat memicu iritasi lambung.

Jika kamu sering merasa stres, penting untuk mengelola stres dengan baik. Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi keseimbangan asam lambung, sehingga memperburuk kondisi maag. Latihan pernapasan, meditasi, atau yoga bisa menjadi cara efektif untuk mengurangi stres.

Sementara itu, untuk mencegah GERD, perhatikan kebiasaan makan dan gaya hidup. Makan dalam porsi kecil dan hindari makan terlalu banyak sekaligus. Jangan langsung berbaring setelah makan, tunggu setidaknya dua hingga tiga jam. Jika kamu sering mengalami refluks, cobalah untuk tidur dengan kepala yang sedikit lebih tinggi untuk mencegah asam lambung naik.

Mengurangi konsumsi alkohol, berhenti merokok, dan menjaga berat badan ideal juga sangat penting dalam mencegah GERD. Obesitas menambah tekanan pada perut, yang dapat memaksa asam lambung naik ke kerongkongan.

Cara Mengatasi Maag dan GERD

Jika sudah terlanjur terkena maag atau GERD, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya. Pengobatan maag biasanya melibatkan obat-obatan yang dapat menetralkan atau mengurangi produksi asam lambung, seperti antasida atau penghambat pompa proton. Selain itu, hindari makanan yang dapat memperburuk gejala, seperti makanan pedas, asam, atau berlemak.

Sementara itu, pengobatan GERD fokus pada menurunkan produksi asam lambung dan mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Obat-obatan seperti antasida atau inhibitor proton pump juga sering digunakan untuk mengurangi asam lambung. Selain itu, perubahan gaya hidup seperti mengatur pola makan dan menghindari makanan yang memicu refluks juga sangat penting.

Esemag Cara Alami yang Praktis untuk Meredakan Nyeri Maag

Tak hanya obat obatan berbahan kimia saja yang bisa digunakan untuk mengatasi dan meredakan maag. Beberapa bahan alami seperti kunyit, akar manis dan meniran hijau juga bisa dipakai untuk meredakan maag. Kandungan anti inflamasi yang ada pada kunyit dan akar manis dipercaya mampu mengurangi peradangan pada dinding lambung, sementara meniran hijau mengandung anti bakteri yang cukup ampuh untuk melawan H. Pylori yang merupakan bakteri penyebab Maag.

Kini bahan bahan alami untuk meredakan rasa nyeri akibat maag tersebut sudah bisa digunakan dengan lebih praktis berkat adanya esemag. Esemag sendiri merupakan obat herbal yang diracik dengan bahan-bahan berkualitas serta teknologi yang canggih dari Sido Muncul. 

Esemag ini memiliki rasa mint yang melegakan tenggorokan dan perut, serta memiliki kemasan sachet yang mudah untuk dibawa. Jadi kapanpun anda mengalami gangguan lambung, seperti mual, muntah, rasa perih/tidak enak di ulu hati karena maag ataupun GERD esemag bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengatasinya.


Comments

Popular posts from this blog

Mengatasi Gatal Gatal Karena Alergi

Kelebihan dan Kekurangan Mobil Sport yang Perlu Anda Ketahui

Aneka Kerajinan Plastik Bekas yang Bernilai Ekonomi